You are currently viewing Terapi Rehabilitasi Pasca Fraktur Tulang
  • Post category:Berita

Terapi Rehabilitasi Pasca Fraktur Tulang

Rolas Nusantara Medika – Fraktur tulang atau patah tulang bisa dialami oleh siapa saja, baik itu anak-anak maupun para orang dewasa. Sebagian besar kasus patah tulang ditangani dengan pemasangan gips hingga melalui prosedur operasi untuk menjaga posisi tulang tetap stabil, mengurangi rasa sakit, dan melindunginya selama proses penyembuhan.

Ketika mengalami fraktur tulang atau patah tulang, Anda perlu menjalani berbagai terapi rehabilitasi untuk membantu kembalinya fungsi tulang-tulang seperti sediakala. Saat terjadi fraktur tulang, biasanya yang menangani adalah dokter-dokter dari berbagai spesialisasi, misalkan adanya fisioterapi, rehabilitasi medik hingga terapi okupasi.

Jenis Terapi Rehabilitas Fraktur Tulang

Fraktur tulang dapat terjadi pada anggota gerak atas, anggota gerak bawah, atau keduanya, termasuk pada tulang belakang, yang dapat memengaruhi kemampuan pasien menjalani aktivitas sehari-hari. Jika fraktur tulang terjadi pada anggota gerak atas atau tulang belakang, perlu diperiksa apakah terdapat gangguan pada saraf atau otot yang robek, yang dapat memengaruhi fungsi tangan. Sementara itu, jika terjadi pada anggota gerak bawah, penting untuk menilai sejauh mana kondisi tersebut menghambat kemampuan berjalan. Oleh karena itu, beberapa jenis terapi yang dapat dilakukan antara lain :

1. Terapi Okupasi
Terapi okupasi difokuskan pada meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan gerakan-gerakan yang biasa dilakukan sehari-hari, seperti membuka botol, memegang pena, menggunakan sendok, dan makan dengan peralatan makan tersebut.

2. Modalitas
Penggunaan alat-alat tertentu dapat digunakan pada tahap awal latihan untuk mengurangi rasa sakit atau pembengkakan. Contohnya, stimulasi elektrik dapat dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan aktivasi otot. Terapi pasif semacam ini biasanya dikombinasikan dengan latihan fisik atau terapi fisik.

3. Terapi Fisik
Terapi ini bertujuan untuk membantu pasien meningkatkan fungsi mobilitas. Dalam kasus patah tulang pada anggota gerak bawah, serangkaian latihan dirancang untuk membantu pasien memulihkan kemampuan berjalan dengan optimal. Terapi juga mencakup penilaian kebutuhan alat bantu serta pemilihan jenis alat bantu jalan yang sesuai.
Berbagai tindakan medis yang diberikan ketika pasien mengalami fraktur tulang, secara umum bertujuan untuk : mengurangi rasa nyeri, mengurangi gejala, memberi perlindungan pada bagian tulang yang patah, membuat gerakan tubuh lebih baik, memperkuat otot tubuh dan membantu mempercepat penyembuhan bagian ligamen.

Proses Rehabilitasi Fraktur Tulang

Karena pemulihan fraktur cukup kompleks, maka dokter umumnya akan memberikan berbagai rangkaian tindakan yang bertujuan memberikan progres perbaikan fungsi tulang. Namun, proses tersebut tidak bisa bekerja dalam waktu singkat.

1. Tahap Awal
Pada tahap awal setelah patah tulang, perhatian utama diberikan pada pengelolaan nyeri, pengurangan pembengkakan, dan pemeliharaan mobilitas sendi. Terapis fisik biasanya memanfaatkan metode seperti terapi dingin, latihan mobilisasi ringan, dan elevasi untuk meredakan gejala serta mempersiapkan area yang terkena untuk langkah terapi lanjutan.

2. Tahap Subakut
Seiring dengan proses penyembuhan, terapi ditingkatkan untuk memperkuat otot, meningkatkan propriosepsi, dan menjaga keseimbangan. Latihan beban, latihan ketahanan, serta aktivitas proprioseptif dilakukan untuk memulihkan massa otot, meningkatkan stabilitas, dan mencegah penurunan kondisi fisik.

3. Tahap Kronis
Pada tahap akhir, terapi difokuskan pada pelatihan fungsional dan pemulihan aktivitas seperti sebelum cedera. Pasien menjalani latihan yang disesuaikan dengan olahraga, latihan kelincahan, dan aktivitas berbasis tugas untuk memperbaiki pola gerakan, membangun kembali kepercayaan diri, serta kembali ke rutinitas harian atau kegiatan olahraga.

Pentingnya Terapi Rehabilitasi Fraktur Tulang

terapi patah tulang

Terapi fisik sangat penting dalam proses rehabilitasi patah tulang karena berbagai alasan:

1. Mengembalikan Mobilitas dan Fungsi
Fraktur sering kali mengakibatkan imobilitas, atrofi otot, dan kekakuan pada sendi. Terapis fisik menyusun program latihan yang disesuaikan untuk memulihkan rentang gerak, memperkuat otot, dan meningkatkan fleksibilitas, sehingga pasien dapat mendapatkan kembali kemandirian fungsionalnya.

2. Pengelolaan Nyeri
Fraktur umumnya disertai dengan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang signifikan. Terapi fisik mengintegrasikan berbagai modalitas, seperti terapi manual, stimulasi listrik, dan terapi ultrasound, untuk mengurangi rasa sakit dan mendukung proses pemulihan yang lebih efektif.

3. Menghindari Komplikasi
Imobilisasi yang berlangsung lama dapat membuat seseorang berisiko mengalami komplikasi seperti trombosis vena dalam, luka tekan, dan kontraktur sendi. Terapis fisik menerapkan berbagai teknik untuk mengurangi risiko tersebut, memastikan pemulihan yang optimal dan meminimalkan kemungkinan kemunduran.

4. Mempercepat Proses Penyembuhan
Gerakan aktif dan tekanan yang terkontrol pada tulang yang patah dapat merangsang aktivitas osteoblas, sehingga mempercepat proses penyembuhan. Intervensi terapi fisik, seperti latihan beban dan pelatihan ketahanan progresif, mendukung remodelisasi tulang dan mempercepat pemulihan dengan memberikan kekuatan yang lebih baik.

Lamanya proses rehabilitasi untuk patah tulang biasanya sekitar 2 bulan. Proses rehabilitasi setelah mengalami fraktur memang berbeda setiap orangnya, ada yang membutuhkan waktu sebentar atau harus diselesaikan dalam waktu lebih lama. Beberapa hal yang memengaruhi lamanya proses rehabilitasi, antara lain : usia pasien, jenis fraktur yang diderita hingga berbagai faktor lain yang memengaruhinya.

Terapi setelah fraktur tulang, merupakan elemen penting dalam rehabilitasi patah tulang yang memungkinkan pasien untuk memperoleh kembali kemandiriannya. Jika Anda atau orang terdekat sedang bersiap untuk atau sedang dalam proses pemulihan dari patah tulang, penting untuk mempertimbangkan peran krusial terapi fisik dalam perjalanan menuju kesehatan yang lebih baik.

Coorporate Communication 
PT Rolas Nusantara Medika 

Tinggalkan Balasan