You are currently viewing Lakukan Deteksi Dini Tumbuh Kembang
  • Post category:Berita

Lakukan Deteksi Dini Tumbuh Kembang

Rolas Medika – Setiap anak akan tumbuh dan berkembang sesuai usianya. Orang tua harus memberikan asupan gizi seimbang sesuai kebutuhan agar perkembangan anak maksimal. Selain itu juga perlu memberikan stimulus atau rangsangan sehingga panca indera berfungsi dengan baik. Deteksi dini tumbuh kembang anak dapat memberikan indikasi jika terjadi kelainan.

Semakin cepat menemukan permasalahan dalam tumbuh kembang, akan semakin mudah untuk mengatasinya. Beberapa kasus harus mendapat penanganan tenaga medis dan terapis sehingga si anak bisa cepat menyesuaikan keterlambatan tersebut.

Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

tumbuh kembang anak

Faktor yang saling berkaitan sehingga tumbuh kembang buah hati bisa berjalan normal. Jika kurang mendapat dukungan, maka organ maupun otak si kecil terhambat. Bukan hanya makanan, genetik maupun lingkungan sangat berpengaruh pada tumbuh kembang buah hati.

Orang tua bisa menurunkan beberapa hal yang bersifat genetik kepada anak mulai sejak dalam kandungan. Namun jika terdeteksi sejak dini, bisa diberi stimulasi sehingga meminimalkan keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan.

Begitu juga dengan lingkungan, sangat berpengaruh pada kecepatan pertumbuhan anak. lingkungan yang banyak memberi stimulus akan mendorong anak untuk memberikan respon sehingga cepat dapat berkembang secara normal. Seorang bayi yang sering diajak berbicara akan menunjukkan reaksi ketika mendengar suara.

Reaksi tersebut bisa dengan menirukan suara, menggerakan mata maupun tangan. Hal ini sangat penting dilakukan sejak anak dalam kandungan agar semua indera berkembang secara sempurna, termasuk bagian otak.

Mendeteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

Orang tua bisa melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak setiap progres pertumbuhannya. Melihat kemampuan yang dicapai, orang tua dapat segera berkonsultasi apabila ada yang tidak sesuai dengan standar. Dengan demikian bisa segera mendapat bantuan dari dokter anak, fisioterapi, terapi wicara, dan lainnya. Bagaimana progress pertumbuhan yang normal?

1. Berat dan tinggi badan

Kelainan ini sangat mudah diketahui hanya dengan melihat saja. Perkembangan dan pertumbuhan bayi sampai batita, balita dan anak-anak yang normal mengikuti grafik tertentu. Meski tidak semua sama dengan garis tersebut, namun deviasinya tidak terlalu besar. Selain berat dan tinggi, deteksi dini dapat diketahui dari lingkar kepala.
Anak yang mengalami keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan fisik, bisa karena gen atau juga terjadi kekurangan gizi. Kekurangan gizi bisa berakibat fatal bukan hanya pada fisik anak, tetapi juga pada perkembangan otak yang menyebabkan kecerdasannya di bawah rata-rata. Oleh karena itu, harus mendapat perhatian serius dari orang tua.

2. Mengangkat Kepala

Salah satu deteksi yang sangat mudah dilakukan terhadap bagian tulang dan otot anak adalah dengan melihat kemampuannya dalam menggerakka organ. Anak yang normal ketika usia 0-6 bulan seharusnya sudah mampu mengangkat kepala dengan tegak pada posisi telungkup. Jika hal tersebut belum bisa dilakukan, mungkin ada permasalahan dengan kesehatan tulang dan otot.

3. Pendengaran

Indikasi adanya gangguan pendengaran pada anak ditandai dengan keterlambatan wicara sebelumnya. Perkembangan dua indera ini saling berkaitan, jika satu bermasalah maka lainnya kan terganggu. screening awal bisa dilakukan pada bayi usia 2-3 hari kelahirannya. Pada bayi, indikasi gangguan pendengaran ditandai dengan tidak adanya respon pada suara.

Selanjutnya jika hasil screening menunjukkan bahwa pendengar bayi terganggu, maka pada usia 1 bulan bisa dilakukan pemeriksaan tingkat kerusakan pada saluran pendengaran. Pada usia 3 bulan diagnose tersebut perlu dipastikan. Rehabilitasi pendengaran dan wicara harus segera dilakukan sebelum melampaui masa kritis, yaitu usia 2-3 tahun.

4. Wicara

Pada bayi normal, ketika berusia 6 bulan seharusnya sudah bisa membedakan tangisan sebagai alat komunikasi awal. Usia 4-8 bulan bayi seharusnya sudah melakukan reaksi menelan dan bahasa bicara meski belum jelas. Jika bayi belum mampu mengucapkan kata, sebaiknya periksa bagian organ mulutnya. Kelainan dari lahir bisa menyebabkan anak tidak bisa bicara.

Untuk anak yang lebih besar, orang tua pun tetap harus memperhatikan kemampuan dalam berbicara untuk menghindari kemungkinan delay wicara. Beberapa kasus diantaranya jika anak sering bicara dengan tidak lengkap.

Baca juga : 6 Cara Kontrol Asupan Gula Pada Anak

5. Penglihatan

Indera penglihatan pada bayi bisa dideteksi sejak lahir. Kelainan kornea dan retina bisa mudah untuk dilihat. Selain itu juga dengan memperhatikan reaksinya terhadap sinar. Bayi yang mengalami kelainan tidak akan merespon rangsang berupa cahaya.

Karena itu, jika hal ini terjadi, orang tua harus segera membawa ke dokter spesialis. Beberapa kasus hanya bisa ditangani dengan proses transplantasi.

6. Kemampuan Berjalan

Pada umumnya, anak bisa berjalan pada usia 9-18 bulan. Jika sudah lebih dari 18 bulan belum bisa berjalan kemungkinan anak mengalami delay walking. Apabila kemampuan jalan baru dimiliki anak pada usia 15-18 bulan, termasuk mengalami keterlambatan dalam kategori ringan.

Agar anak bisa berjalan sesuai dengan perkembangan usianya, sebaiknya diberi stimulus. Orang tua bisa melatihnya dengan menuntun atau memberi aba-aba agar anak tertarik dan berani melangkah. Jika anak belum juga bisa melakukannya, sebaiknya segera menghubungi tenaga medis.

Bisa jadi dokter anak akan merekomendasikan untuk mengunjungi terapis yang akan membantu anak untuk berjalan. Sebelumnya dokter akan melakukan observasi untuk mengetahui tindakan yang sebaiknya dilakukan. dengan deteksi dini tumbuh kembang anak, bisa membantunya berkembang sesuai usianya.

Coorporate Communication 
PT Rolas Nusantara Medika

 

 

This Post Has One Comment

Tinggalkan Balasan