You are currently viewing Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) : Penyebab Hingga Pencegahannya
  • Post category:Berita

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) : Penyebab Hingga Pencegahannya

Rolas Medika Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan kondisi pernapasan yang kronis dan progresif yang sering terjadi pada orang yang merokok atau terpapar zat-zat berbahaya di udara. PPOK mencakup dua penyakit paru utama: bronkitis kronis dan emfisema. Keduanya mengakibatkan peradangan, sumbatan saluran udara, serta kerusakan permanen pada paru-paru. Memahami penyebab, gejala, dan pencegahan PPOK adalah kunci untuk mengendalikan serta meningkatkan kualitas hidup bagi individu yang terkena penyakit ini.

Penyebab PPOK

Penyebab utama PPOK adalah paparan asap rokok. Asap rokok mengandung berbagai zat berbahaya, seperti karbon monoksida, nitrogen dioksida, dan partikulat halus. Zat-zat ini dapat merusak saluran pernapasan dan menyebabkan peradangan. Paparan asap rokok dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan permanen pada saluran pernapasan. Kerusakan ini dapat menyebabkan penyempitan saluran pernapasan dan penurunan elastisitasnya. Akibatnya, penderita PPOK akan mengalami kesulitan bernapas, terutama saat beraktivitas fisik.
Selain asap rokok, paparan polusi udara, debu, dan gas beracun juga dapat meningkatkan risiko terjadinya PPOK. Polusi udara dapat berasal dari kendaraan bermotor, industri, dan kebakaran hutan. Debu dapat berasal dari tempat kerja, rumah, atau lingkungan sekitar. Sementara gas beracun dapat berasal dari industri, kendaraan bermotor, dan lainnya.

Faktor risiko lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya PPOK antara lain:

  • Usia: PPOK lebih sering terjadi pada orang dewasa yang berusia di atas 45 tahun.
  • Riwayat keluarga: Orang yang memiliki keluarga dengan riwayat PPOK memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit ini.
  • Kondisi genetik: Beberapa kondisi genetik, seperti kekurangan protein alfa-1 antitripsin, dapat meningkatkan risiko terjadinya PPOK.

Untuk Anda ketahui, kekurangan protein alfa-1 antitripsin merupakan suatu kondisi genetik yang menyebabkan tubuh mengalami kekurangan protein alfa-1 antitripsin. Protein ini berfungsi untuk melindungi paru-paru dari kerusakan. Kekurangan protein alfa-1 antitripsin ini dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang lebih parah. Ini akan meningkatkan risiko terjadinya PPOK pada usia yang lebih muda.

Gejala PPOK

Gejala PPOK biasanya muncul secara bertahap dan dapat memburuk seiring berjalannya waktu. Biasanya gejala awal yang sering terjadi antara lain:
Sesak napas saat beraktivitas fisik adalah gejala yang paling umum pada PPOK. Kondisi ini sering muncul saat penderita PPOK berlari, berjalan cepat, atau naik tangga. Batuk kronis yang menghasilkan dahak merupakan gejala lain yang sering terjadi pada PPOK. Umumnya batuk ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan dalam setahun. Dahak yang dihasilkan biasanya berwarna kuning atau hijau. Wheezing (suara siulan saat bernapas) adalah suara siulan yang terdengar saat penderita PPOK bernapas. Ini biasanya terjadi saat penderita PPOK beraktivitas fisik atau saat menghirup udara dingin.

Gejala yang muncul bukan hanya tu saja. Seiring berkembangnya penyakit, gejala PPOK dapat semakin parah dan muncul gejala-gejala lain, seperti:\

Kelelahan
Kelelahan adalah gejala yang umum terjadi pada penderita PPOK. Kelelahan ini disebabkan oleh kerja keras yang dilakukan oleh paru-paru untuk bernapas.

Nyeri dada
Nyeri dada dapat terjadi pada penderita PPOK yang mengalami infeksi paru.

Infeksi paru
Adalah komplikasi yang paling sering terjadi pada penderita PPOK. Infeksi paru dapat menyebabkan gejala sesak napas yang semakin parah, batuk yang semakin intens, dan demam.

Gagal jantung kanan
Gagal jantung kanan adalah komplikasi serius yang dapat terjadi pada penderita PPOK yang parah. Hal ini terjadi ketika jantung kanan tidak mampu memompa darah dengan baik ke paru-paru. Jika Anda mengalami gejala-gejala PPOK, segera periksakan diri ke dokter. Diagnosis dan pengobatan dini dapat membantu mengendalikan gejala dan mencegah komplikasi.

Cara Mencegah PPOK

Cara terbaik untuk mencegah PPOK adalah dengan tidak merokok. Asap rokok mengandung zat-zat berbahaya yang dapat merusak saluran pernapasan dan menyebabkan peradangan. Paparan asap rokok dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan permanen pada saluran pernapasan. Kerusakan ini dapat menyebabkan penyempitan saluran pernapasan dan penurunan elastisitasnya. Akibatnya, penderita PPOK akan mengalami kesulitan bernapas, terutama saat beraktivitas fisik.

Selain tidak merokok, menghindari paparan polusi udara, debu, dan gas beracun juga dapat membantu mencegah PPOK. Polusi udara dapat berasal dari kendaraan bermotor, industri, dan kebakaran hutan. Debu dapat berasal dari tempat kerja, rumah, atau lingkungan sekitar. Sementara gas beracun dapat berasal dari industri, kendaraan bermotor, dan lainnya. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa cara lain untuk mencegah PPOK:

  • Menjaga berat badan ideal sebab kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya PPOK.
  • Olahraga secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan paru-paru dan meningkatkan fungsi paru-paru.
  • Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi dapat membantu menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk kesehatan paru-paru.

Nah, jika Anda memiliki faktor risiko PPOK, seperti merokok atau paparan polusi udara, penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi PPOK sejak dini. Ini artinya, diagnosis dan pengobatan dini dapat segera dilakukan guna membantu mengendalikan gejala dan mencegah komplikasi.

Coorporate Communication
PT Rolas Nusantara Medika 

Tinggalkan Balasan