Rolas Medika – Serangan asma yang kambuh bisa menakutkan dan berbahaya jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Mengetahui langkah-langkah pertolongan pertama yang efektif sangat penting bagi penderita asma dan orang-orang di sekitarnya. Dengan begitu, Anda tidak lagi panik dan dapat lebih cepat melakukan pertolongan pertama untuk penanganan asma yang kambuh.
Gejala Serangan Asma
Serangan asma dapat terjadi tanpa diduga, kapan saja dan di mana saja. Berikut ini beberapa tanda-tanda gejala asma:
● Muncul bunyi mengi atau ‘ngik’ saat bernapas
● Kesulitan bernapas atau napas terasa pendek
● Dada terasa berat atau penuh sesak
● Batuk parah yang sering muncul di malam hari sehingga mengganggu tidur
● Tubuh mendadak lemas
● Sulit berbicara karena kesulitan bernapas
Perhatikan jika serangan asma semakin parah. Gejala ini biasanya ditandai dengan kesulitan bernapas yang ekstrem, kulit yang menjadi pucat, serta bibir dan jari tangan yang tampak kebiruan.
Durasi Serangan Asma
Serangan asma dapat terjadi dalam waktu yang berbeda-beda. Hal ini tergantung pada penyebabnya dan tingkat peradangan di saluran pernapasan. Gejala ringan mungkin hanya berlangsung beberapa menit, tapi pada gejala yang lebih parah dapat berlangsung berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Meski di awal mungkin tampak gejala ringan, namun jika Anda tidak segera melakukan pertolongan pertama, bisa jadi serangan akan semakin parah dan penderita semakin kesulitan bernapas.
Penanganan Asma yang Kambuh
Ketika asma menyerang, saluran pernapasan akan membengkak dan menyempit serta menghasilkan banyak lendir. Serangan asma membuat penderitanya kesulitan bernapas dan merasa sesak di dada. Asma dapat terjadi pada siapa saja, tidak terbatas pada usia atau jenis kelamin tertentu. Mulai bayi hingga lanjut usia dapat terkena serangan asma.
Berikut ini langkah-langkah pertolongan pertama yang dapat dilakukan sebagai penanganan asma yang kambuh.
1. Tetap Tenang dan Tenangkan Penderita Asma
Ketika serangan asma terjadi, Anda harus tetap tenang dan tenangkan juga penderita. Panik dapat memperburuk gejala dan membuat penderita semakin merasa lemas. Berbicaralah dengan suara yang tenang dan meyakinkan penderita bahwa pertolongan sedang dilakukan. Ketenangan dapat membantu penderita mengatur napas mereka dengan lebih baik.
2. Bantu Penderita Duduk dengan Nyaman
Posisi tubuh yang nyaman dapat membantu penderita bernapas lebih mudah. Bantu penderita untuk duduk tegak dengan sedikit condong ke depan. Hindari posisi berbaring, karena ini dapat memperburuk kesulitan bernapas. Duduk di kursi atau di tepi tempat tidur dengan lengan bersandar pada meja atau lutut adalah posisi yang baik. Buat penopang punggung dengan tumpukan bantal, untuk mempertahankan posisi duduk tegak.
3. Gunakan Inhaler dengan Tepat
Jika memiliki inhaler pereda (bronchodilator) di rumah, bantu penderita asma untuk menggunakannya. Gunakan inhaler dengan cara yang tepat agar obat masuk dan bekerja dengan benar. Kocok inhaler terlebih dahulu, kemudian minta penderita untuk menghembuskan napas sepenuhnya. Setelah itu, mintalah penderita untuk menutup mulut di sekitar mouthpiece dan menghirup obat sambil menekan inhaler. Pastikan penderita menahan napas selama beberapa detik sebelum menghembuskannya perlahan. Ulangi jika diperlukan, biasanya 2-4 kali atau sesuai instruksi dokter.
4. Longgarkan Pakaian yang Ketat
Pastikan penderita tidak mengenakan pakaian yang menghambat pernapasan, seperti kerah yang ketat atau ikat pinggang. Bantu penderita dengan melonggarkan pakaian di sekitar leher dan dada untuk membantu pernapasan lebih mudah.
5. Berikan Ruang yang Cukup
Hindari kerumunan di sekitar penderita asma. Berikan ruang yang cukup agar udara segar dapat mengalir. Pastikan ruangan memiliki ventilasi yang baik atau buka jendela jika memungkinkan. Jauhkan penderita dari asap, debu, atau pemicu lainnya yang dapat memperburuk kondisi.
6. Gunakan Teknik Pernapasan Dalam
Jika penderita sudah merasa lebih baik, bantu penderita melakukan teknik pernapasan dalam. Ambil napas dalam melalui hidung dan menghembuskannya perlahan melalui mulut. Teknik pernapasan dalam dapat membantu memperlambat laju pernapasan dan meningkatkan aliran udara ke paru-paru.
7. Segera Cari Bantuan Medis
Jika serangan tidak mereda setelah menggunakan inhaler atau jika penderita mengalami kesulitan berbicara, pucat, atau kebiruan pada bibir dan kuku, segera bawa ke rumah sakit atau klinik terdekat. Sementara menunggu penanganan medis, terus pantau kondisi penderita dan ulangi penggunaan inhaler sesuai anjuran dokter.
Pencegahan Serangan Asma
Berdasarkan penelitian, kebiasaan diet tertentu dapat membantu mencegah asma. Konsumsi buah dan sayuran dapat membantu mengurangi risiko serangan asma. Sementara itu, konsumsi produk susu dan makanan olahan dapat meningkatkan risiko serangan asma lebih tinggi dan dapat memperburuk gejala ketika serangan terjadi.
Selain buah-buahan dan sayuran, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan, serta membatasi makanan hewani, dapat mengurangi risiko dan frekuensi serangan asma. Penderita asma juga perlu melakukan program diet yang meliputi:
● menjaga berat badan tetap stabil
● menghindari polusi udara
● menjaga rumah bebas dari kelembapan dan jamur
● menghindari paparan terhadap pemicu yang sudah diketahui
Menghadapi serangan asma memerlukan kesiapsiagaan dan ketenangan. Dengan mengetahui langkah-langkah pertolongan pertama penanganan asma yang tepat, Anda dapat membantu mengurangi serangan yang lebih parah dan memastikan penderita mendapatkan bantuan dengan cepat. Selalu sediakan inhaler di rumah dan membawanya saat bepergian.
Coorporate Communication
PT Rolas Nusantara Medika