Rolas Medika – Menyusui merupakan sebuah perjalanan alamiah di mana seorang ibu memberi makan dan mendukung pertumbuhan bayinya. Ini telah menjadi momen yang penuh makna sepanjang sejarah manusia. Namun, lebih dari sekadar memenuhi kebutuhan nutrisi si kecil, menyusui juga temyata memiliki manfaat luar biasa pada sang ibu. Manfaat tersebut terutama yang berkaitan perlindungan terhadap risiko kanker. Hal tersebut berdasarkan data kesehatan yang telah dipublikasikan oleh The University of Texas MD Anderson Cancer Center. Data ini menyebutkan bahwa ibu yang menyusui menurunkan risiko kanker payudara sebelum dan sesudah menopause. Apakah hal ini benar atau hanya isapan jempol belaka? Mari kupas informasinya dengan lebih jelas dalam ulasan berikut ini.
Menyusui dapat Mencegah Kanker, Ini Faktanya
Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa menyusui tak hanya berguna bagi bayi yang baru lahir saja. Menyusui juga bermanfaat untuk sang ibu yaitu berpotensi untuk menurunkan risiko kanker pada ibu. Nah, berikut adalah beberapa alasan mengapa proses menyusui ini bisa berkontribusi besar dalam penurunan risiko kanker, yakni:
Dampak Hormonal
Salah satu kunci utama di balik hubungan antara menyusui dan menurunkan risiko kanker adalah dampaknya terhadap hormon, terutama estrogen. Estrogen adalah hormon yang berperan penting dalam pertumbuhan sel. Akan tetapi juga dapat berkontribusi pada perkembangan sel-sel kanker tertentu, seperti kanker payudara dan kanker ovarium.
Saat menyusui, produksi hormon estrogen menjadi lebih rendah, karena produksi susu memerlukan energi yang cukup besar. Ini berarti bahwa paparan jangka panjang terhadap tingkat tinggi estrogen dapat dikurangi. Otomatis membantu mengurangi risiko pertumbuhan sel kanker.
Penyusutan Jaringan Payudara
Selama menyusui, kelenjar susu aktif mengeluarkan susu untuk memberi makan bayi. Proses ini dapat menyebabkan perubahan dalam struktur jaringan payudara, termasuk peningkatan sel-sel yang memproduksi susu. Ini bisa mempengaruhi sel-sel yang rentan terhadap mutasi atau pertumbuhan tak normal, yang dapat berkontribusi pada perkembangan kanker.
Jadi dengan menyusui, jaringan payudara akan terus diperbarui dan sejumlah sel-sel berpotensi berbahaya dapat tereliminasi secara alami.
Lamanya Waktu Menyusui
Durasi menyusui juga dapat mempengaruhi sejauh mana manfaat perlindungan dari risiko kanker dapat diperoleh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa semakin lama ibu menyusui, semakin besar potensi perlindungannya terhadap risiko kanker. Menyusui selama setidaknya 6 bulan hingga 1 tahun atau lebih dapat memberikan manfaat yang lebih signifikan. Terutama bila dibandingkan dengan proses menyusui dalam jangka waktu yang lebih pendek.
Pengurangan Ovulasi
Selama menyusui, produksi hormon prolaktin meningkat. Hormon ini dapat mengurangi produksi hormon yang merangsang ovulasi. Hal ini bisa berarti bahwa siklus menstruasi dan ovulasi bisa menjadi tidak teratur atau bahkan berhenti sementara. Dengan berkurangnya proses ovulasi, tentu saja memiliki dampak positif terhadap risiko kanker ovarium. Dengan kata lain pengurangan ovulasi akan berkontribusi pada pengurangan risiko terkena kanker ovarium.
Kekebalan Tubuh dan Zat Bioaktif
ASI mengandung zat-zat bioaktif, termasuk antibodi dan enzim, yang dapat membantu membangun sistem kekebalan bayi. Tapi zat-zat ini juga dapat memberikan manfaat bagi ibu. Beberapa zat dalam ASI memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan. Zat inilah yang dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan dan perubahan yang dapat menyebabkan kanker.
Meskipun mekanisme pasti dan sejauh mana efek ini berlaku masih saja menjadi subjek penelitian lebih lanjut. Tetap saja ada banyak alasan yang mendukung hubungan antara menyusui dan penurunan risiko kanker pada ibu. Yang pasti, penting untuk Anda ketahui bahwa tidak ada cara tunggal yang dapat sepenuhnya mencegah kanker.
Bisa dibilang untuk menurunkan risiko kanker, bukan hanya proses menyusui saja yang bisa memiliki andil. Pilihan gaya hidup pun ternyata mampu meminimalan risiko kanker, sebut saja kanker payudara. Selain proses menyusui, faktor genetik, lingkungan dan gaya hidup juga memberi pengaruh yang besar. Gaya hidup yang dimaksud di sini adalah:
1. Menjaga berat badan agar tetap seimbang dan sehat
2. Berolahraga secara teratur
3. Mengurangi atau tidak mengonsumsi alkohol
4. Menjauhi kebiasaan merokok
5. Mengonsumsi makakan sehat bergizi
Sejatinya, keputusan untuk menyusui adalah pilihan pribadi yang harus dibuat berdasarkan kondisi kesehatan dan preferensi masing-masing orang. Artinya Anda memiliki kebebasan untuk memilih menjalani proses menyusui atau tidak. Apalagi kalau ternyata Anda memiliki kendala atau alasan utama yang menyebabkan tidak bisa menyusui bayi seperti ibu-ibu lainnya.
Namun apabila Anda siap secara lahir batin untuk menjalani proses menyusui, maka tak usah merasa khawatir lagi. Jalani dan nikmati proses menyusui bayi dengan hati bahagia. Seraya mencari manfaat tambahan dalam pencegahan atau penurunan risiko kanker. Yang harus Anda ingat, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan para dokter atau profesional medis lainnya.
Konselor Laktasi RSU Kaliwates dan RSU Bhakti Husada
Memahami sekali bahwa seringkali terdapat kendala tersendiri dalam proses mengASI-hi. Mulai dari faktor psikis, fisik, metode juga tantangan menyusui lainnya. Kini hadir konselor laktasi di RSU Kaliwates dan RSU Bhakti Husada yang memiliki pengalaman dalam membersamai Ibu dan buah hati terutama saat fase menyusui. Konsultasi dengan konselor laktasi dapat sangat membantu dalam mengatasi permasalahan seputar menyusui yang mungkin dihadapi ibu.
Coorporate Communication
PT Rolas Nusantara Medika