You are currently viewing Mengenal Osteoporosis, Silent Killer yang Bisa Dialami Semua Usia
  • Post category:Berita

Mengenal Osteoporosis, Silent Killer yang Bisa Dialami Semua Usia

Rolasmedika.co.id – Siapa saja bisa mengalami osteoporosis, baik anak-anak maupun dewasa. Pada wanita, osteoporosis sering dialami saat menginjak usia menopause. Penyebab utamanya adalah berkurangnya kadar hormon estrogen yang memiliki peran penting dalam kepadatan tulang.

Osteoporosis berasal dari kata osteo yang memiliki arti tulang serta porous yang berarti berlubang-lubang. Osteoporosis juga disebut juga dengan silent disease karena kepadatan tulang berkurang secara perlahan, utamanya pada penderita osteoporosis senilis. Kondisi tersebut akan berlangsung selama bertahun-tahun tanpa disadari serta tanpa gejala.

Osteoporosis senilis akan terjadi pada wanita usia lanjut. Osteoporosis senilis terjadi karena kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia, tidak adanya keseimbangan antara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang baru.

Baca juga : Program Pelayanan Kecelakaan Kerja BPJS

WHO menjelaskan pada International Consensus Development Conference, di Roma, Itali, 1992, jika Osteoporosis merupakan penyakit yang memiliki sifat khas berupa massa tulang yang rendah yang disertai perubahan mikroarsitektur tulang. Terjadinya penurunan kualitas jaringan tulang, akhirnya akan timbul akibat peningkatan kerapuhan tulang dengan resiko terjadinya patah tulang (Suryati, 2006).

Penyebab Osteoporosis

tulang keropos nyatanya bisa terjadi di usia muda

Penyebab utama osteoporosis terjadi akibat penurunan kemampuan tubuh dalam melakukan regenerasi tulang, sehingga kepadatan tulang akan berkurang. Kemampuan tersebut biasanya terjadi pada seseorang yang menginjak usia 35 tahun.

Adapun penyebab lain seseorang mengalami osteoporosis, yaitu :
1. Pembentukan massa puncak tulang yang kurang baik pada masa petumbuhan
2. Meningkatnya pengurangan massa tulang setelah usia menopause
3. Mengalami kekurangan vitamin D
4. Terjadi gangguan hormon
5. Jarang melakukan olahraga
6. Mengkonsumsi obat-obatan tertentu
7. Kebiasaan merokok dan minum kopi dalam jumlah banyak cenderung mengakibatkan penurunan massa tulang, terlebih bila disertai masukan kalsium yang rendah.
8. Berkurangnya/ hilangnya estrogen dari dalam tubuh yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan kalsium
9. Kebiasaan minum alkohol dalam jumlah banyak dengan masukan kalsium rendah yang disertai ekskresi lewat urin yang meningkat.
10. Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak protein bisa mengakibatkan ekskresi asam amino yang mengandung sulfat melalui urin. Kondisi ini akan meningkatkan ekskresi kalsium.

Massa tulang akan terus meningkat secara konstan dan mencapai puncak hingga usia 40 tahun. Sedangkan apda wanita yan lebih muda akan terjadi pada usia 30-35 tahun. Meski demikian, tulang yang hidup tidak pernah beristirahat serta akan selalu menadakan remodelling. Selain itu, tulang juga akan memperbarui cadangan mineralnya sepanjang garis beban mekanik.

Gejala Osteoporosis

Osteoporosis sering tidak menunjukkan gejala, baru diketahui ketika seseorang mengalami cedera hingga menyebabkan patah tulang. Penderita yang mengalami kepadatan tulang akan menunjukkan gejala, sebagai berikut:

● Cenderung mudah mengalami patah tulang walau hanya terkena benturan yang ringan
● Nyeri punggung yang terjadi dengan atau tanpa fraktur nyata pada patah tulang belakang
● Postur badan membungkuk
● Tinggi badan berkurang
● Ciri-ciri khas nyeri akibat fraktur kompressi pada vertebra (paling sering Thorak 11 dan 12)
● Nyeri yang timbul mendadak
● Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yang terserang
● Nyeri berkurang pada saat istirahat di tempat tidur
● Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan akan bertambah oleh karena melakukan aktivitas
● Deformitas vertebra thorakalis

Pengertian dan Hal yang Mempengaruhi Remodelling Tulang

Remodelling tulang merupakan suatu proses pergantian tulang yang sudah tua, kemudian diganti dengan tulang yang baru. Proses tersebut terjadi secara normal dalam tubuh.

Hal yang Mempengaruhi Proses Remodelling
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses remodelling, antara lain :
1. Faktor lokal yang menjadi penyebab terjadinya satu rangkaian kejadian pada konsep Activation – Resorption Formation (ARF). Proses tersebut dipengaruhi oleh protein mitogenik yang berasal dari tulang yang merangsang preosteoblas supaya membelah menjadi osteoblas akibat adanya aktivitas resorpsi oleh osteoklas.

2. Faktor lain yang bisa mempengaruhi proses remodelling berupa faktor hormonal. Proses remodelling akan semakin meningkat dengan adanya hormon paratiroid, hormon pertumbuhan dan Vitamin D.

Baca juga : Fisioterapi, Kenali Manfaatnya

Klasifikasi Osteoporosis

Ada beberapa jenis Osteoporosis yang dibedakan berdasarkan penyebabnya, antara lain :

1. Osteoporosis Pascamenopause (Primer)

Osteoporosis tersebut terjadi karena kurangnya hormon estrogen (hormon utama pada wanita) yang berfungsi membantu mengatur pengangkutan kalsium kedalam tulang.

Gejalanya akan timbul pada perempuan yang berusia antara 51-75 tahun, tapi dapat muncul lebih cepat atau lebih lambat. Hormon estrogen produksinya akan menurun 2-3 tahun sebelum menopause dan akan terus berlangsung selama 3-4 tahun setelah meopause. Akibatnya akan terjadi penurunan massa tulang sebanyak 1-3% dalam waktu 5-7 tahun pertama setelah menopause.

2. Osteoporosis Senilis

Osteoporosis yang diakibatkan oleh kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia, ketidak seimbangan antara kecepatan hancurnya tulang (osteoklas) dan pembentukan tulang baru (osteoblast). Terjadi pada penderita yang berusia diatas 70 tahun serta 2 kali lebih sering wanita. Wanita sering kali menderita osteoporosis senilis dan pasca menopause.

3. Osteoporosis Sekunder

Osteoporosis jenis ini diakibatkan karena kondisi medis lain atau konsumsi obat-obatan. Jumlanya kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder. Penyebabnya, antara lain : gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid, dan adrenal) serta obat-obatan (mislnya kortikosteroid, barbiturat, anti kejang, dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan akan dapat memperburuk keadaan ini.

4. Osteoporosis juvenil idiopatik

Osteoporosis jenis ini tidak diketaui penyebabnya. Biasanya terjadi pada anak-anak serta dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon normal, kadar vitamin yang normal, serta tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.

Corporate Communication
PT Rolas Medika 

This Post Has One Comment

Tinggalkan Balasan